Konsep Kufur Dalam Al-Qur'an

Posted by By Truth Seekers On 17.48

A. Makna Leksikal Dasar

          Kata kufr ( الكُفْرُ ) merupakan bentuk mashdar dari  كفر يكفر كفرا و كفورا وكفرانا yang makna dasarnya adalah ستر الشيئ  ( menutupi sesuatu ), misalnya kata ini digunakan untuk mensifati malam / al-Layl al-layl al-Kafirah – malam yang gelap gulita )karena kegelapan malam menyelimuti semua orang [1]. Ibnu mandzur dalam Lisanul ‘Arab menambahkan tentang kriteria makna kata kufr ini dengan label negatif, menurut beliau makna dasar kufr adalah  تغطية الشيء تغطية تستهلكه (menutupi sesuatu sehingga menyebabkan rusaknya sesuatu itu ) [2] . Selanjutnya kata ini digunakan dalam makna relasional  lainnya, diantaranya :

1. Kafir antonim kata iman (نقيض الإِيمان ).
2. Inkar / membangkang ( جُحود )
2. kufr berarti tidak mensyukuri nikmat – kufr nikmat (كُفْرُ النعمة وهو نقيض الشكر ). [3]

          Menurut Raghib al-Isfahany, penggunaan kata kufr  ( الكُفْرُ ini mayoritas berkutat pada aspek teologis, yakni kafir dalam artian mengingkari tiga pilar asasi :

1. Ke-esaan Allah
2. Syari’at Islam
3. Kenabian Muhammad saw.

Adapun kata kufraan( كفرانا ) mayoritas digunakan dalam konteks syukur nikmat, sedangkan kata kafuur   ( كفورا ) digunakan dalam keduanya. [4]

          Terkait term kufr dalam konteks teologis, Ibnu Mandzur membuat klasifikasi kufr yang terdiri dari 4 ragam  : [5]

1. Kufur Inkar, yaitu seseorang yang kafir ( mengingkari keesaan Allah ) dengan hati dan lisannya dan sama sekali tidak mengetahui apa itu tauhid. Contohnya seperti dalam surat al-Baqarah ayat 6 :
 إِن الذين كفروا سواء عليهم أَأَنذرتهم أَم لم تنذرهم لا يؤمنون
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

2. Kufur Juhud, yaitu seseorang yang mengakui keesaan Allah dalam hatinya dan tidak diikrarkan dalam lisan, seperti kafirnya Iblis.

3. Kufur Mu’anadah, yaitu seseorang yang meyakini adanya Allah dalam hatinya dan diikrarkan secara lisan namun ia enggan menerimanya dikarenakan beberapa hal seperti iri dengki, dendam atau yang lainnya. Contohnya seperti kafirnya Abu Jahal dan Abu Thalib.

4. Kufur Nifaq, yaitu seseorang yang berikrar di lisan namun dalam hatinya ia kufur.

          Adapun kata Kaafir  كافر  yang merupakan ism fa’il dari kafara secara terminology Qur’ani sepenuhnya merujuk kepada makna kufr secara teologis, yaitu mengingkari salah satu tiga pilar asasi: keesaan Allah, Syari’at Islam dan Kenabian Muhammad.[6]

2. Daftar Derivasi Kata Kufr Dalam Ayat AL-Qur’an

          Berikut ini adalah daftar seluruh derivasi kata kufr dalam ayat-ayat al-Qur’an yang kami sadur dari kitab Mu’jam Mufahras Li Alfadzhil Qur’an karangan Syeikh Muhammd Fuad abdul Baqy :

Sighat
Lafadzh
Jumlah
Fi’il madhi
كَفَرَ
19
كَفَرْتُ
1
كَفَرْتَ
1
كَفَرَتْ
2
كَفَرْتُمْ
8
كَفَرْنَا
3
كَفَرُوْا
194
كَُِفَر
1
Fi’il mudhari’
اَكْفُرَُ
2
تَكْفُرُوْا
4
تَكْفُرُوْنَ
14
نَكْفُرَُ
2
يَكفرُ
12
يكفروا
6
يَكفرونَ
14
يُكْفَرُ
1
يُكْفَرُوْهُ
1
كَفّرَ
1
كَفَّرْنَا
1
لَأُكَفِّرَنَّ
2
نُكَفِّر
1
لنكفرن
1
يكفِّرَُِ
17
fi'il amar & Nahyi
لاتكفرْ
1
لا تكفرونِ
1
أُكْفُرْ
1
اكْفُرُوْا
1
Mashdar
الكفر
17
كفرا
8
بكفرك
1
كفره
3
كفرهم
8
Isim Fail, Musyabbahah & Mubalaghah
كافرٌٍ            
5
الكافرون
36
الكافرين
93
الكفرة
1
الكُفَّار
19
كفَّارا
1
أكفَّاركم
1
كافرة
1
الكوافر
1
كُفورا
3
كَفورٌٍ
8
كفَّارًٌٍ
5
كفَّارة
3
لفَّارته
1
كفران
1
كافورا
1



2. Makna Kufr Dalam Tinjauan Ayat-Ayat Al-Qur’an

          Secara konklusif, dalam beberapa ayat Al-Qur’an setidaknya terdapat beberapa makna relasional kata kufr :

1. Menginkari keesaan Allah ( wahdaniyyatullah ), seperti dalam beberapa surat di bawah ini :

Surat al-Baqarah : 6
إِن الذين كفروا سواء عليهم أَأَنذرتهم أَم لم تنذرهم لا يؤمنون


Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

Surat Fathir 39 :

هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِلَّا مَقْتًا وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارً


Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (150) أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا (151)

150. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),

151. merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

Secara konklusif ketika kata kafara ini disandingkan dikontraskan dengan keimanan kepada Sang pencipta, maka maknanya adalah kafir dalam konteks teologis.

2. Kufur Nikmat (mengingkari nikmat) dialamatkan kepada mereka yang tidak mau bersyukur kepada Allah, seperti dalam beberapa surat ini :
Surat Ibrahim  ayat 7 :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ


dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Surat An-Naml : 40

فَلَمَّا رَآَهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ


… Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Masih banyak ayat-ayat lainnnya yang juga menjelaskan makna kufur dalam konteks bersyukur, seperti Al-Baqarah 152, As-Syu’ara : 19, Al-Baqarah : 41, dsb.[7]

3. Menutupi dan menghindar dari Kebenaran dari Tuhan, misalnya dalam surat an-Nur ayat 55 :

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ


dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.

3. Perbuatan Tercela, misalnya dalam surat al-baqarah : 102

وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ


Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia

Ayat lainnya seperti al-baqarah 275 dan 276, Ali Imran 96.

Selanjutnya, di sini akan diuraikan secara singkat varian makna kufur secara lebih spesifik sesuai dengan kata kunci derivasi kata kufr dalam Al-Qur’an yang memiliki karakter makna masing-masing. Berdasarkan penelusuran berdasarkan ragam bentuk katanya, dapat diketahui beberapa makna relasional kata kufr dalam derivasi tertentu, diantaranya :

1.  يكْفُرُ,  اَّلَذِيْنَ كَفَرُوْا
Ada indikasi makna tertentu ketika kata Kufr ketika diungkap dengan bentuk fi’il Madly atau Mudlari’. Kata ini menggunakan bentuk fi’il / kata kerja. Kata kerja menunjukkan suatu proses, proses melakukan pekerjaan dan menganut keyakinan tertentu. Maka proses ini bisa saja berubah dan berbalik atau bahkan bisa saja selamanya seperti itu, sebaaimana dalam surat an-Nisa : 97

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ آَمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلًا


Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafiranny], Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.

Jika proses itu tierus menerus, maka jadilah seseorang itu الكَافِرُون , atau bahkan menjadi كُفَّار ketika ia memusuhi umat Islam atau membawa predikat kekefirannya sampai ia meninggal. Seperti dalam firman Allah :

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ


Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, Maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun Dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. ( Ali Imran : 91 )

2.  الكَافِرُون / الكَافرين . كَافِرٌ
Kata-kata di atas merupakan bentuk Isim fa’il dari kafara. Dalam Al-Qur’an kata ini seluruhnya merujuk kepada orang orang kafir dalam perspektif teologis yang mengingkari salah satu 3 pilar asasi sebagaimana ditegaskan oleh al-isfahany. Contohnya seperti dalam surat An-Nisa : 50-51, Ibrahim : 13, An-Nahl : 16, al-Kafirun, al-A’raf :101, al-Fath : 29, dll.

3. كُفَّار .
Kata ini merupakan shigat mubalaghah dari kata Kaafir yang secara sense of meaning memiliki makna yang lebih kuat dan tegas. Dalam Al-Qur’an kata ini digunakan untuk menyebut orang kafir yang memusuhi orang-orang Islam yang dalam beberapa ayat kita dianjurkan untuk berjihad melawan mereka bahkan beberapa kali Allah menjanjikan neraka Jahannam bagi mereka. Seperti dalan at-taubah : 123 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ  
          
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.

 Contohnya lainnya terdapat dalam suratal-An’am : 91, at-Taubah : 68, 73, Muhammad : 34.

4كفور,كفاركفرة
Ketiga kata ini digunakan dalam konteks kufur nikmat. Semuanya merupakan shighat mubalaghah atau musyabbahah dari kaafir dan digunakan untuk mengungkapkan sifat kufur nikmat yang terlampau. Contohnya terdapat dalam surat al-Hajj : 66, al-Zumar : 3, Abasa : 42, dll.

 Siapa Saja Yang Termasuk Orang kafir ?

Berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an, yang termasuk orang kafir diantaranya adalah :

1. Orang yang menyekutukan Allah ( Musyrik  ) :

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ


Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. ( Al-Maidah : 73 )

2. Orang yang mengingkari Allah dan Rasul-Nya

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (150) أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا (151)


50. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),
151. merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

3. Orang yang mengingkari Kitab Allah
وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الْكَافِرُون َ
dan Tiadalah yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir.

4. Yahudi & Nasrani

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
          
orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru Perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
Dan masih banyak ayat lainnya yang berbicara tentang golongan orang orang kafir

End Notes

[1] . Raghib al-Isfahany, Mu’jam Mufradat Alfadzhil Qur’an, ( Beirut: Darul Kutub Ilmiyyah, 2008 ), hlm. 484
[2] . Ibnu Mandzur, Lisanul ‘Arab, Juz. 5, hlm. 144, CD Maktabah Syamilah
[3] . Lisanul ‘Arab, Juz. 5, hlm. 144,
[4] . Mu’jam Mufradat Alfadzhil Qur’an, hlm. 485.
[5] . Lisanul ‘Arab, Juz 5, hlm. 144
[6] . Mu’jam Mufradat Alfadzhil Qur’an. Hlm. 485
[7] . Lihat Mu’jam Mufradat Alfadzhil Qur’an, hlm. 485

0 comments

Posting Komentar